Kemerdekaan adalah lepas dari belenggu penjajahan, kemerdekaan juga dikatakan kebebasan, bebas mengatur negaranya sendiri, menentukan nasib bangsanya dan pemerintahan yang dianut itu merupakan salah satu keadaan yang merdeka. Salah satu contoh saja, bangsa Indonesia yang baru beberapa hari ini sedang merayakan ulang tahun yang ke-69 dimana dari berbagai daerah menyambutnya dengan sukacita dan penus antusias didalam berbagai kegiatan. Itu merupakan contoh dari kemerdekaan dalam bentuk perayaan-perayaan dan upacara. Tentunya hal itu memiliki makna penting yang terkandung didalamnya yaitu sebagai rahmat, nikmat, amanah dan merupakan ujian(bala’).
Pertama sebagai rahmat. Allah begitu menyayangi kepada hamba-hambanya yang dimana berusaha sekerah tenaga dengan mengerahkan jiwa raga untuk memerdekakan diri dari dunia penjajahan. Allah tidak meninggalkan berkat perjuangan keras bangsa Indonesia dimana mempertahankan keutuhan bangsa ini. Walaupun sekian ratus tahun Bangsa Indonesia dijajah oleh berbagai bangsat asing, namun demikian atas rahmat Allah pun tercurah bagi bangsa ini, Indonesia pun terlepas dari belenggu para penjajah.Dengan demikian tidak salahlah pernyataan ini yaitu kemerdekaan adalah rahmat, seperti yang termuat didalam konstitusi kita UUD 1945 yang berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya…”. Ungkapan atau statement tersebut meunjukan bahwa atas segala perjuangan keras bangsa Indonesia dengan semangat juang serta harapan murni untuk lepas dari belenggu maka atas rahmat-Nya, Allah pun meridhoinya dengan memberikan kemenangan bagi Indonesia.
Kedua yaitu kemerdekaan adalah salah satu bentuk nikmat. Berbicara tentang nikmat, merupakan suatu kelezatan yang diberikan Allah kepada umat manusia, salah satunya adalah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia,. Diluhat dari segi kehidupan sangat jauh berbeda dengan nenek moyang kita pada masa penjajahan, dengan kehidupan yang kita alami saat ini, kita bisa menentukan nasib bangsa dan merdeka dari kehidupan yang dimonitori oleg penjajah. Maka dari itu, kenikmatan ini(kemerdekaan) patut kita syukuri karena merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Jika kita mensyukuri itu, maka nikmat itupun bertambah. Dari siapa? Tentunya dari Allah. Akan tetapi jikalau sebaliknya yaitu kita mengkufuri nikmat yang ada, maka azablah yang akan menimpa kita.
Sehubungan hal itu maka Allah pun berfirman dalam QS Ibrahim 14:7 yang berbunyi: Dan (igatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Kami pasti akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-nikmat-Ku), maka sesunguhnya azab-Ku sangat pedih”. Jelas itu merupakan peringatan dan teguran kepda kita baik itu dikalangan Pemerintah maupun dimasyarakat luas yang perlu kita sadari didalam nikmat yang berupa kemerdekaan ini. Tampak sangat jauh dari rasa syukur yang melanda masyarakat dinegri ini, yang dimana rasa pesimisme dalam raga bangsa ini yang tidak memunculkan sikap syukur.
Satu contoh lagi peringatan Allah kepada kita dalam Surat Ibrahim 14, “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhakan kaumnya kelembah kebinasaan? ” . Sikap kufur yang berupa arogansi yang berlebihan, sikap hidup yang atheistis, hedonitis, dan tidak mengindahkan aturan agama. “Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugrahka-Nya kepada kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan seungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Anfal 8:53). Allah tidak akan mencabut kenikmatan(kemerdekaan itu) pada suatu bangsa melainkan bangsa itu sendiri yang mencabut nikmat yang diberikan Allah dengan merusak, baik dari darat maupun di laut, berbagai ulah manusia yang melampaui batas, serta menghalalkan segala cara untuk memuaskan hawa nafsunya.
Ketiga kemerdekaan merupakan sebuah amanah. Amanah adalah suatu kepercayaan yang diberikan maka kepercayaan itu harus dijaga dan dipelihara. Demikian pula dengan kemerdekaan merupakan amanah sang Khalik menegakkan keadilan sosial, memerangi kemiskinan memmberantas pengangguran, menegakkan hak asasi manusia, mencerahkan kehidupan bangsa. Karena amanah itu datangnya dari Allah dan Rasul-Nya maka sekalikali amanah itu jangan sampai kita salah gunakan atau dikhianati. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS Al Anfal 8:27)
Amanah itu berupa tanah air yang subur, dengan kesuburan tanah itu, kita harus dapat mengelolanya dengan baik demi kepentingan rakyat, dan juga amanah merupakan jabatan formal maupun informal yaitu perlu dilaksanakan sebaik-baiknya maka kita akan mendapatkan iimbalan di dunia maupun di akhirat. Namun jika sebaliknya kita akan mendapat azab yang pedih karena ulah kita sendiri yang pada hakekatnya kitalh yang menganiaya diri kita. Perlaku yang tidak mencerminkan sikap amanah seperti menghamburkan uang Negara untuk kepentinga keluarga, kepentingan diri sendiri, kepentingan pada satu golongan, ekonomi yang terus dibiarkan untuk melarat, dan sebagainya.Para pejabat yang hidup serba wah, dan para petinggin yang duduk dukursi empuk sambil menikmati indahnya mejadi atasan serta mengangkat seorang pemimpin dengan tidak memperhatikan kualitas seorang pemimpin. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa mengankat seorang jabatan karena kekeluargaan, padahal ada orang yang lebih disukai Allah daripadanya, meka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan kaum mukmin” (HR. Hakim)
Secara obyektif mmenyerakan tugas pada orang yabg tidak mampu memang mengundang suatu permasalahan . Seorang bertanya kepada Rasulullah saw, “Kapan ? terjadinya kiamat ?” Beliau menjawab “Apabila amanah itu telah hilang , tunggulah kiamat itu”, orang itu bertanya lagi, “Bagaimana hilang amanat itu ?” Nabi pun menjelaskan “ apabila suatu urusan diserahkan bukan Firman Allah . Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negri yang dahulunya aman tentram, rezeki nya yang dating melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah ; karena itu Alah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (Q.S An Nahl 16;112).
Dan yang keempat kemerdekaan merupakan sebagai ujian (bala’), sebagai ujian maka disnilah letak ujian yang diberikan apakah kita bersyukur atas nikmat ini jika kita memang orang yang beriman. Kita lihat sikap Nabi Sulaiman a.s tatkala dia dikucuri kesenangan, kebahagian harta, Rasullah menegaskan dalam Al-Qur’an. Lihat (An_Naml 27:40). Dengan demikian kita wajib mensyukuri nikmat karunia yang ada saat ini, jangan kita berlaku boros dan berperilaku yang sifatnya sia-sia bagi kemaslahatan diri maupun orang lain. Karena ujian merupan suatu tantangan bagi kita dan dari ujian itu pula akan menentukan status kita jikalau kita berhasil melaluiny dengan baik maka kita akan dikatakan orang yang beriman.
)* Sumber dari Penulis Staaf Pengajar AIK UMM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar